Pages

Subscribe:

Labels

Selasa, 05 Februari 2013

Tragedi Munich

Bagi sebagian orang mungkin tanggal 6 Februari hanyalah sebuah hari biasa saja. Tapi tidak untuk
pecinta sepakbola baik di Indonesia maupun seluruh dunia, apalagi para fans “setan merah”. 
Dimana pada 6 Februari 1958 merupakan salah satu sejarah kelam bagi dunia persepakbolaan
khususnya Manchester united (MU). Tim yang di arsiteki oleh Sir Matt Busby lagi berada 
di masa emasnya – diprediksikan akan mendominasi sepak bola Eropa dan lagi menuju 
treble pertamanya. Piala eropa, Liga, dan FA-dengan skuad yang sebagian besar masih 
muda belia maka orang-orang menyebutnya “The Busby Babes”. 

Keperkasaan MU
Setelah mengalahkan lawan sebelumnya di ajang piala eropa, MU dipastikan akan
melawan Red Star Belgrade (RSB) dari Yugoslavia di perempat final. Pada leg pertama 
tanggal 14 Januari 1958 di Old Trafford, MU berhasil mengalahkan RSB 2-1, gol diciptakan 
oleh Charlton dan Colman. Lalu leg kedua akan dilakukan pada 5 Februari 1958 di 
Belgrade. Pertandingan tersebut sangat ketat dan menarik seperti yang di ceritakan
oleh Sir Bobby Charlton, salah satu pemain yang selamat dari kecelakaan tersebut..
Pada setengah jam pertama, MU mendominasi permainan sehingga mereka bisa 
unggul 3-0. Namun mereka (RSB) mulai bangkit, pertandingan pun menjadi semakin
seru ketika lima menit sebelum usai, RSB berhasil menyamakan kedudukan. MU 
yang sudah unggul di leg pertama pun harus mempertahankan hasil ini. Untungnya
wasit meniup tanda berakhirnya pertandingan. Sangat menegangkan dan fantastis,
kenang Charlton yang berhasil mencetak 2 gol pada pertandingan tersebut.

Detik Detik Terakhir
Setelah pertandingan itu, 6 Februari 1958, Tim pun melakukan perjalanan pulang 
menuju Manchester. Dalam perjalanan tersebut, pesawat dengan no penerbangan
British European Airways Flight 609 harus melakukan isi bahan bakar di 
Bandar udara Munich Riem, Munchen Jerman.
Setelah mengisi bahan bakar, dalam keadaan dingin dibawah 0 derajat 
dan landasan bandara dipenuhi dengan es. Pilot pesawat kapten James
Thain dan kopilot Kenneth Rayment mencoba untuk lepas landas, namun
gagal – sampai dua kali, katanya akibat kegagalan mesin. Lalu salah satu
pemain MU, Duncan Edwards mengirim telegram ke Manchester “ all flight
cancelled, flying tomorrow. Ternyata sang pilot menolak untuk menginap 
di Munich dan akan melakukan percobaan lepas landas yang ketiga.
Beberapa pemain tidak yakin atas penerbangan ini, khususnya Liam 
Whelan yang terdengar mengatakan “This may be death, but I’m ready”.
Sesaat sebelum take off, beberapa pemain MU pindah ke bagian belakang
pesawat seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones , Eddie Colman
dan Frank Swift.
Pukul 14:56 pilot dan kopilot sudah bersiap-siap untuk lepas landas yang 
ketiga kalinya. Pada pukul 14:59 mereka mendapat izin untuk lepas landas. 
Pada landasan pacu, pukul 15:02 kopilot sudah mengecek secara final. Lalu 
dihubungi oleh menara untuk kepastian take off paling lambat diberitahukan 
pada pukul 15:04. Lalu mereka pun berdiskusi dan keputusan nya mereka 
tetap lepas landas pada pukul 15:03
Pesawat pun dijalankan, Kapten pesawat mulai menaikkan kecepatan, 
mulai dari 85knot lalu pesawat pun mencapai kecepatan 117 knot, kapten
Thain mengumumkan V1 dimana batas kecepatan yang tidak memungkinkan
membatalkan lepas landas. Lalu panggilan kedua keluar, V2, dimana 
kecepatan minimum pesawat untuk lepas landas ialah 119 knot. Namun
ketika Kapten Thein melirik indicator kecepatan, bukannya naik malah 
menurun menjadi 112 – 105 knot.
Pesawat pun tergelincir pada ujung landasan, tak terkendali, menabrak
pagar bandara, lalu menyebrang ke jalan, sayap pesawat dan ekor 
pesawat robek karena menabrak rumah, sisi kiri kokpit menabrak 
pohon, dan sisi kanan pesawat menabrak pondok kayu yang didalamnya
terdapat truk berisi ban dan bahan bakar yang akhirnya meledak.
Dari 43 penumpang, 23 diantaranya meninggal (21 meninggal seketika), 
8 diantaranya merupakan pemain MU yang antara lain Roger Byrne (28), 
Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy Taylor (26),
Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21) lalu sekretaris
klub Walter Crickmer, pelatih Tom Curry dan Pelatih Bert Whalley.



Dengan musibah ini, MU tidak bisa meraih treble winner untuk pertama kalinya. 
Setelah di Semifinal piala eropa kalah dengan AC Milan dan kalah juga di Final 
piala FA melawan Bolton.

Busby’s Babes


I’ll see you again my red devil friends

I’ll hear you around my door
Touching my life like so many memories before


I was a child and so easily led

You were the leaders of men
Now I doubt in my life if this ever happens again


Oh how I cried when my mama said

Busby’s babes son, they’re dead


Oh how I remember that miserable day

When something was taken from me
Out on a snow covered runway in West
Germany



12969874641345144193
Line up MU di belgrade (unitedindonesia.org)
12969876172005081454
Kapten MU bersalaman dengan kapten Red star Belgrade (unitedindonesia.org)
1296987379881845338
Pesawat yang dinaiki oleh skuad MU 1958 (unitedindonesia.org)
1296987502617060167
Suasana di bandara (unitedindonesia.org)
1296987956331075431
Formasi di pertandingan liga seblumnya melawan arsenal (unitedindonesia.org)
1296988030504904210
Berita daily miror (unitedindonesia.org)


In Munich 23 Died
In United You Live Forever